Entri Populer

geografi pertanian

FAKTOR PEMBENTUKAN TANAH DAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH

A. faktor pembentukan

Syarat utama terbentukanya tanah ada 2 yaitu (1) tersedianya bahan asal atau bahan induk, (2) adanya faktor yang mempengaruhi bahan asal atau bahan induk tanah hingga menjadi tanah. Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah. Menurut Jenny (1941) ada 5 faktor yang dianggap paling penting dalam pembentukan tanah yaitu (1) iklim, (2) organisme, (3) bahan induk, (4) relief atau tofografi, (5) waktu

1. Iklim
Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Suhu dan curah hujan sangat berpengaruh terhadap intensita reaksi kimia dan fisika didalam tanah yang menentukan watak pelapukan yang terjadi, yang selanjutnya berpengaruh terhadap perkembangan profil tanah.
Menurut Isa Darmawijaya (1990), pengaruh suhu terhadap pembentukan tanah dapat terjadi dalam dua cara yaitu:
a.Memperbesar evapo-tranpirasi, sehingga mempengaruhi terhadap gerakan air dalam tanah.
b.Mempercepat reaksi kimia dalam tanah.
Pengaruh iklim secara tegas dapat bekerja sama dengan faktor lain dalam pembentikan tanah. Di daerah lembab, curah hujan yang melimpah memberikan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan pohon-pohon seperti yang terjadi pada hutan hujan tropis. Iklim memberikan sebagian pengaruhnya melalui faktor pembentukan tanah yang lain yaitu organisme atau jasad hidup.
2. Organisme
Semua mahkluk hidup, baik hidupnya maupun sudah mati mempunyai pengaruh terhadap pembentukan tanah. Di antara makhluk yang paling berpengaruh adalah vegetasi karena jumlahnya banyak dan berkedudukan tepat untuk waktu yang lama, sedangkan hewan dan manusia berpengaruh tidak langsung melalui vegetasi.
Manusia dapat berpengaruh langsung maupun tidak langsung dalam pembentukan tanah baik melalui vegetasi penutupan dan penggunaan lahan. Pengaruh manusia dalam penggunaan vegetasi penutupan dapat mengurangi erosi yang dapat memperlambat hilangnya mineral tanah. Manusia dengan berbagai teknologinya akan mempengaruhi pembentukan tanah, misalnya dalam bercocok tanam (pengolahan tanah, pengairan, pemupukan), dan juga penggunaan untuk pemukiman.
Akumulasi bahan organik, daur unsur hara dan pembentukan struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme didalam tanah. Disampaing itu unsur N dapat diikat di dalam tanah maupun yang bersimbiosis dengan tamanam. Demikian pula vegetasi yang tumbuh di tanah tersebut dapat menjadi pencegah terjadinya erosi tanah sehingga dapat berfungsi membatasi jumlah kehilangan tanah.
Jasad hidup dalam tanah mempunyai peranan penting dalam proses:
a.Dekomposisi sisa-sisa jasad hidup seperti dekomposisi karbohidrat, dekomposisi selulosa, dekomposisi selulosa, dekomposisi protein, dekomposisi lignin, maupun tranformasi lemak.
b.Pembentukan humus dan pemecahan humus.
c.Peredaran N dalam tanah yang berupa: ditrifikasi, deniftrifikasi, amonifikasi dan fiksasi-N
d.Perubahan bentuk unsur-unsur seperti sulfur, pospos, Fe, K, Ca, As dan Se.
e.Homogenisasi bahan-bahan dalam tanah.

Cacing sangat efektif dalam dekomposisi seresah. Pada malam hari dia membawa guguran daun, rerumputan ke dalam lubangnya dan mencampurnya dengan mineral-mineral tanah.
Semut-semut menyusup kedalam tanah dan mengangkut bahan-bahan dari dalam tanah kepermukaa tanah sambil membangun sarang-sarangnya berupa berupa bukit-bukit kecil di pertmukaan tanah dan sering pada batang-batang pohon. Rayap-rayap makan sisa-sisa bahan organik. Tikus dan binatang lain menggunakan tanah sebagai tempat tinggal dan tempat perlindungan.
3. Bahan Induk
Menurut Jenny (1941) bahan induk adalah keadaan tanah dalam kondisi nol (time zero) dari proses pembentukan tanah.
Jenis-jenis bahan induk tanah:
a). Batuan beku
terbentuk karena adanya pembekuan magma. Batuan beku atas terjadi karena magma membeku dipermukaan bumi(batuan volkanik). Batuan beku gang terjadi karena magma membeku diantara sarang magma dengan permukaan bumi.
Berdasarkan kandungan Si O2, batuan beku dibedakan menjadi: (1) batuan beku yang bersifat masam atau banyak mengandung SiO2, akan meghasilkan tanah yang masam; (2) batuan beku intermedier atau cukup SiO2; (3) dan batuan beku alkalis atau sedikit SiO2,akan menghasilkan tanah-tanah alkalis tetapi apabila curah hujannya tinggi dapat pula membentuk tanah masam dijawa dan beberapa tempat lain diluar jawa banyak ditemukan tanah yang berkembang dari bahan-bahan volkanik. Tanah volkanik umumnyaq berada di sekitar gunung berapi dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi karena banyak mengandungmineral yang mudah lapukyang kaya akan unsur hara seperti K, Ca, Mg dan sebaginya.
b).Batuan sedimen
Batuan sedimen tua terdiri dari bahan endapan (umumnya endapan laut)yang sudah diendapkan berjuta tahun yang lalu sehingga membentuk batuan yang keras. Contoh dari batuan endapan yang tua: (1) batua gamping, merupakan endapan laut yang banyak mengandung karang laut, sehingga sebagian besar terdiri dari CaCO3 (kalsit) dan Ca Mg (CO3)2 atau dolomit.; (2) batu pasir, yang banyak mengandung pasir kuarsa atau SiO2.; (3) batu liat ada yangbersifat masam dan ada yang bersifat alkalissepertishale atau napal dengankadar liat yang teinggi.
Batuan sedimen muda, biasanya belum menjadubatuan. Umumnya diendapkan oleh air, misalnya yang terjadi didataran banjir, ada juga sedimen muda yang merupkan hasil pengndapan angin misalnya pasir pantai dan sebagainya.
c). Batuan metamorfose
Batuan beku atau batuan sedimen yang terkena pengaruh tekanan dan suhu yang tinggi akan menjadi batuan lain (batuan malihan). Batuan metamorfese umumnya bertekstur lembar(foliated texture) akibat rekristalisasi dari beberpa mineral dan orientasi mineral menjadi pararel sehingga terbentuk lembar-lembar. Batuan metamorfose dengan lembar-lembar halus disebut scist (misalnya mika schist), sedangkan dengan lembar-lembar kasar disebut gnesiss (misalnya granit gneis). Ada juga batuan betuan metamorfose yang tidak menunjukan folaited texture, misalnya kwarsit (dari batuan pasir), dan marmer (dari batu kapur karbonat).
d). Bahan induk organik
Pada daerah hutan yang berawa-rawa atau selalu tergenang air, proses penghancuran bahan organik berjalan lebih lambat dari pada proses penimbunan, sehingga terjadilah akumulasi bahan organik. Adanya akumulasi bahan-bahan organik akan membentuk tanah organik atau tanah gambut seperti banyak ditemukan dipantai timur sumatera,pantaibarat, selatan, dan timur kalimantan, dan pada pantai selatan irian jaya.
4. Topografi atau Relief
Topografi suatu daerah dapat mempercepat atau memperlambat pengaruh iklim. Didaerah yang relatif datar atau cekung kecepatan aliran air lebih lambat dari daerah landai atau kering, sehinga pada daerah yang datar atau cekung dapat dijumpai adanya tanah yang terbentuk dicirikan oleh warna kelabu atau banyak adanya karatan sebagai akibat adanya pergenangan air.
Di daerah berombak atau bergelombang drainase tanah umumnya lebih baik dari pada daerah datar atau cekung, sehingga pengaruh iklim (terutama curah hujan dan suhu) akan lebih jelas seperti adanya pelapukandan pencucian tanah lebih cepat.
Didaerah perbukitan dan pegunungan seringkali erosi berlangsung dalam tingkat yang lebih cepat dari pada pembentukan tanah, akibatnya solum tanah yang terbentuk relatif dangkal atau tipis. Sebaliknya pada lereng kaki perbukitan atau pegunungan sering dijumpai tanah yang relatif dalam akibat penimbunan bahan-bahan yang diendapkan oleh aliran air dari lereng bagian atas.
5. waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah, memainkan peranan penting dalam menentukan jenis-jenis tanah terbentuk.
Gunung berapi mengendapkan lava dan abu gunung disaat terjadi letusan gunung berapi tersebut, seringkali pengendapan lava ataupun terjadinya letusan gunung tidak terjadi pada waktu yang sama. Semua tinfgkatan perkembangan tanah dapat di temukan kembali pada endapan-endapan itu. Didaerah beriklim tropika, pembentukan tanah dari bahan induk berupa abu gunung berapi berlangsung cepat, sehingga dalam waktu empat belas tahun sudah dapat terbentuk tanah yang cukup subur.